Bitcoin Turun di Bawah $86.000, Tertekan Spekulasi Kenaikan Suku Bunga Jepang

Bitcoin Turun di Bawah $86.000, Tertekan Spekulasi Kenaikan Suku Bunga Jepang

Harga Bitcoin (BTC) mengalami penurunan signifikan hingga 4%, jatuh di bawah level psikologis $86.000. Pergerakan ini terjadi di tengah meningkatnya spekulasi bahwa Bank of Japan (BOJ) akan menaikkan suku bunga jangka pendek dalam keputusan kebijakannya yang mendatang.

Dampak Kebijakan Moneter Jepang terhadap Harga Bitcoin

Sebuah jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa 90% ekonom memperkirakan BOJ akan menaikkan suku bunga jangka pendek dari 0,50% menjadi 0,75%. Langkah ini bukan tanpa preseden—sejarah menunjukkan korelasi negatif antara kenaikan suku bunga Jepang dan harga Bitcoin:

  • Maret 2024: BTC turun 23%
  • Juli 2024: BTC turun 26%
  • Januari 2025: BTC turun 31%

Mengapa Jepang begitu berpengaruh? Jepang merupakan salah satu pemegang utang pemerintah AS terbesar di dunia. Ketika suku bunga di Jepang naik, yen menjadi lebih menarik, mendorong arus keluar modal dari aset berisiko seperti Bitcoin menuju instrumen berpendapatan tetap yang lebih aman.

Pada 30 November lalu, kabar tentang potensi kenaikan suku bunga menyebabkan Bitcoin sempat menyentuh $83.000, menghapus sekitar $200 miliar dari kapitalisasi pasar kripto global dalam hitungan jam.

Bitcoin

Tekanan Tambahan dari Penindasan Penambangan di Tiongkok

Regulasi Baru Mengganggu Pasokan Jaringan

Pada Desember 2024, pemerintah Tiongkok memperketat regulasi dengan menutup sejumlah besar operasi penambangan di wilayah Xinjiang. Langkah ini memengaruhi sekitar 400.000 penambang dan menyebabkan penurunan hashrate jaringan Bitcoin sebesar 8%.

Dampak pada Harga dan Likuiditas

Penurunan hashrate tidak hanya mengurangi keamanan jaringan sementara, tetapi juga menciptakan tekanan jual:

  • Penambang yang kehilangan akses listrik murah terpaksa menjual BTC untuk menutup biaya operasional.
  • Penjualan massal oleh penambang dapat memperparah penurunan harga jangka pendek.
  • Namun, banyak analis melihat ini sebagai supply shock sementara, bukan indikator tren bearish jangka panjang.

“Aksi regulator Tiongkok sering kali menciptakan volatilitas jangka pendek, tetapi jaringan Bitcoin selalu pulih—kadang bahkan lebih kuat—dalam 3 hingga 6 bulan berikutnya.”

Proyeksi Harga dan Risiko Lanjutan

Jika tekanan ganda dari kebijakan moneter Jepang dan gangguan pasokan dari Tiongkok berlanjut, Bitcoin berpotensi turun 20% lagi dari level saat ini. Artinya, harga bisa menyentuh $68.800—menjauh 46% dari rekor tertinggi sepanjang masa di $126.000.

Berikut perbandingan dampak historis dari dua faktor utama ini:

Faktor Rata-rata Penurunan Harga Durasi Pemulihan
Kenaikan suku bunga BOJ 26,7% 4–7 bulan
Penindasan penambangan Tiongkok 18,3% 2–5 bulan

Meski risiko jangka pendek tinggi, investor jangka panjang perlu mempertimbangkan bahwa kedua faktor ini bersifat eksternal dan tidak mencerminkan fundamental teknologi Bitcoin itu sendiri.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apa hubungan antara suku bunga Jepang dan harga Bitcoin?

Kenaikan suku bunga Jepang membuat yen lebih menarik, mengurangi likuiditas dolar AS global, dan mendorong investor menjual aset berisiko seperti Bitcoin untuk beralih ke aset yang lebih aman.

Apakah penurunan hashrate akibat penutupan tambang di Tiongkok berbahaya bagi jaringan Bitcoin?

Penurunan hashrate bersifat sementara dan tidak mengancam keamanan jangka panjang jaringan, karena algoritma penyesuaian kesulitan Bitcoin secara otomatis menyeimbangkan kembali dalam waktu 2 minggu.

Berapa lama biasanya pemulihan harga setelah penurunan akibat faktor makro seperti ini?

Berdasarkan data historis sejak 2021, pemulihan penuh biasanya terjadi dalam 3 hingga 7 bulan, tergantung pada kondisi pasar global dan sentimen investor institusional.

Apakah $68.800 adalah level support kritis jika Bitcoin turun 20%?

Ya, level tersebut bertepatan dengan zona support teknis jangka panjang (rata-rata bergerak 200 minggu) dan pernah menjadi resistance kuat pada 2023—menjadikannya area akumulasi potensial bagi investor institusional.

Bagaimana cara investor melindungi portofolio dari volatilitas akibat kebijakan moneter asing?

Strategi diversifikasi lintas aset, penggunaan hedging melalui derivatif, atau alokasi ke stablecoin selama periode ketidakpastian kebijakan dapat membantu mengurangi risiko jangka pendek tanpa keluar sepenuhnya dari ekosistem kripto.

类似文章

0条评论

发表回复

您的邮箱地址不会被公开。 必填项已用 * 标注